SULTRA.FAJAR.CO.ID,SURABAYA — Dugaan pelecehan seksual terjadi di lingkungan pendidikan. Hal itu dialami AR, 18, siswa kelas XII. Melalui sang ayah, AR menceritakan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan kepala SMK swasta tersebut.
Sang ayah, S, bercerita bahwa sejak pandemi Covid-19, putrinya melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring.
”Namun saya tidak bisa menemani karena bekerja di luar kota,” tutur S mengawali cerita ketika dihubungi pada Kamis (4/3).
Kemudian, dia dihubungi guru sekolah yang mengatakan R kurang mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.
”Nilainya sering anjlok. Padahal biasanya dia nggak gitu,” ujar S.
S pun kembali ke Surabaya pada 14 Februari. Namun tiap menanyakan kegiatan belajar daring, R bungkam.
”Saya tanya putri saya. Tapi Putri saya hanya menjawab ya dan tidak tanpa memberi penjelasan yang memuaskan saya terkait sekolahnya yang sudah kelas 12,” kata S.
Kemudian, pada Selasa (23/2), S mengetahui bahwa ada ujian sekolah yang akan diselenggarakan. Namun R tidak merespons. Bungkamnya R membuat S naik pitam dan sempat menghardik putrinya.
”Dia hanya mengurung diri di kamar. Keluar kamar sebentar hanya untuk makan dan salat,” terang S.
Dengan bantuan putra sulungnya, S pun mengetahui bahwa putrinya mengalami depresi. Sampai akhirnya dia tahu bahwa R dilecehkan kepala sekolahnya.
”Anak saya disekap, dikunci dalam ruangan dan terjadilah hal yang tak diinginkan tersebut. Kejadiannya di sekolah, tepatnya di ruang kepala sekolah,” tutur S.
Dia pun memahami alasan mengapa putrinya selalu menolak ke sekolah. ”Bahkan, beberapa kali R takut jika mendengar kata sekolah,” kata S.