Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, Wagub mendorong agar ke depannya rapat-rapat terpadu mengenai pengawasan orang asing dapat terus dilakukan. Wagub juga mengungkapkan bahwa dengan adanya investasi asing di Sultra memiliki dampak positif yang cukup besar. Namun, tidak dapat dipungkiri juga ada imbas-imbas negatif.
“Salah satu contohnya adalah perbedaan kultur, agama, dan adat istiadat antara orang Cina dengan warga setempat yang mayoritas Tolaki di lokasi itu. Ketika mereka datang, masyarakat setempat kaget dengan perilaku mereka,” jelas Wagub.
Dalam beberapa kali kunjungannya ke kawasan Konawe Utara, misalnya, Wagub mengungkapkan kerap singgah menemui masyarakat setempat untuk sekadar mengetahui perkembangan sosial kemasyarakatan dalam hubungannya dengan keberadaan pekerja asing di daerah itu.
Sementara itu, Kakanwil Kemenkumham Sultra Silvester Sili Laba mengungkapkan, dalam kurun tiga bulan bertugas di Sultra, daerah ini dinilai sangat kondusif terkait dengan relasi antara warga setempat dengan WNA.
Kakanwil merasa bangga terhadap masyarakat Sultra karena semua elemen mampu menghadirkan suasana kondusif. Kakanwil juga mengakui bahwa Tim PORA ini sempat tidak melakukan aktifitas selama dua tahun terakhir, yang salah satunya disebabkan pandemi Covid-19 yang melanda sejak tahun 2020 silam. (ismar/FNN)