SULTRA.FAJAR.CO.ID, KENDARI — Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Prof Dr Muhammad Zamrun Firihu, menyampaikan tiga poin keluhannya kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Bahlil Lahadalia, dan Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi dalam kegiatan Konferensi Pers bersama awak media di Aula Merah Putih Rujab Gubernur Sultra, Selasa (30/3/2021).
Ada pun tiga poin tersebut yakni yang Pertama soal banyaknya Perusahaan tambang di Sulawesi tenggara Khusus di Kabupaten Konawe Utara yang sudah memiliki izin pembangunan smelter dan sudah memiliki dokumen Amdal di Provinsi Sulawesi Tenggara tapi hanya dalam posisi mentaktisi undang-undang untuk mendapatan kuota ekspor nikel kadar rendah ke Luar Negeri tapi dalam kenyataannya tidak membangun Smelter di wilayahnya.
” Saya meminta agar Gubernur Sulawesi Tenggara melalui Dinas ESDM Provinsi Sulawesi Tenggara untuk mengumumkan nama-nama perusahaan tambang yang saat ini beroperasi di Sultra agar publik bisa tahu perusahaan mana saja yang sedang melakukan eksplorasi dan perusahaan mana yang sudah punya smelter
Lanjutnya, yang kedua berkaitan dengan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), menurutnya dokumen Amdal itu sangat bagus sangat lengkap isinya mulai soal Manusia, bagaimana Pemanfaatan, bagaimana lingkungannya, akan tetapi itu tidak dilaksanakan dan dipatuhi oleh perusahaan, dan ditambah lagi lemahnya pengawasan dari pemerintah.
“Yang ketiga, terkait keberadaan PT. Aneka Tambang (PT.Antam) di Kabupaten Kolaka yang sudah puluhan tahun beroperasi di Provinsi Sulawesi Tenggara, tapi alangkah mirisnya, kontribusi PT.Antam untuk beasiswa di UHO tidak sampai 20 orang dalam satu tahun, sehingga saya meminta kepada Kepala BKPM RI untuk memberikan penegasan kepada seluruh perusahaan tambang yang ada di Sulawesi Tenggara terkhusus PT.Antam untuk dapat berkontribusi bagi pengembangan sumber daya manusia di Sultra,” paparnya lagi.