FAJAR.CO.ID — PT Pertamina (Persero) disebut kehilangan Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga 26 ribu Kilo Liter (KL) akibat terbakarnya Tanki T301 di Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan, pada Senin (29/3) dini hari lalu.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Komisi VII DPR-RI, Sugeng Parwoto dalam diskusi virtual, Kamis (1/4). Menurut Sugeng, ia mendapat laporan lengkap tentang kebakaran tersebut setelah meminta keterangan dari Direksi Pertamina.
Sugeng mendapat penjelasan bahwa ada empat Tanki yang terbakar, dimana total kerugian BBM yang hilang mwncapai 26 ribu KL.
“Tanki pertama kapasitasnya 27.000 KL, waktu terbakar terisi sekitar 23.000 KL. Kemudian satu Tanki lainnya hanya berisi 3.000 KL, total 26.000 KL (BBM teebakar),” ujarnya.
Ia mengungkapkan, pada saat kebakaran itu terjadi, Sugeng bersama rekan-rekannya di Komisi VII langsung fokus pada pasokan BBM yang harus tetap terjaga. Sebab menurutnya kilang Balongan memiliki kapasitas yang sangat besar, yakni 125.000 barel, dengan produk-produknya yang diproduksi untuk dipasarkan di wilayah Jabodetabek, Jabar dan Banten yaitu Pertamax, Pertalite dan juga Premium.
“Tanki penyimpanan BBM disana (Balongan) banyak sekali, ada sekitar 38 Tanki timbun yang berisikan sudah menjadi BBM dan ada pula tanki-tanki lain hang masih processing, crude, ada setengah BBM yang bahkan jumlahnya sampai 70-an (Tanki),” ungkapnya.
Sugeng menyadari, keberadaan Kilang Balongan sangat strategis karena memasok BBM untuk wilayah lain. Ia pun mengungkap, dari total kapasitas penyimpanan BBM di Terminal BBM (TBBM) Plumpang sebesar 15.000 KL, sebanyak 14.000 KL diantaranya merupakan suplay dari Balongan.