“Saat kejadian itu langsung shut down dan yang menjadi pertanyaan, bagaimana suplay di MOR III yang mencakup wilayah Jabodetabek, Jabar dan Banten? Itulah yang kami di Komisi VII ingin memastikan masyarakat terdampak bisa ditangani dan implikasi dari insiden kebakaran itu segera diatasi. Kita pantau terus,” tegasnya.
Ia pun meminta kepada Pertamina, agar bisa memastikan pasokan BBM aman. Sebab, wilayah Jabodetabek, Jabar dan Banten memang sangat tergantung kilang Balongan.
“Kami menekankan pada Pertamina, meskipun telah terjadi ledakan di Tanki kilang Balongan, bagaimana dipastikan agar suplay BBM di MOR III, khususnya Jakarta dan sekitarnya tidak terganggu,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, SPV Communication and Investor Relation PT Pertamina (Persero), Agus Suprijanto memastikan, pasokan BBM nasional aman paska kebakaran Tanki T301 tersebut. Menurutnya, pasokan BBM dari Balongan telah di back-up dari kilang lainnya dan dipastikan ketahanan energi nasional tetap terjaga.
“Ketahanan pasokan BBM dan Avtur sangat memadai di kisaran 20 hingga 74 hari kedepan. Berdasarkan data saat ini, pasokan gasoline secara nasional sebesar 10,5 juta barel, Gasoil (solar) 8,8 juta barel dan avtur 3,2 juta barel,” jelasnya.
Pertamina, imbuh Agus, telah mengantisipasi kondisi emergency atau kedaruratan. Ia memastikan tidak ada masalah pada kilang Balongan paska kebakaran dan memastikan suplay pengganti untuk sementara waktu dijalankan dari kilang RU IV Cilacap dan TPPI.
“Pertamina memiliki digital monitoring system untuk memantau stok BBM. Masyarakat tak perlu panik, karena stok sangat banyak,” pungkasnya. (FIN)