KENDARI, INIKATASULTRA.com – Pandemi COVID-19 rupanya berdampak buruk terhadap seluruh sektor kehidupan. Salah satunya mempengaruhi sektor pendidikan. Di Kendari, dari sekira 50 ribu murid SD dan SMP terdapat sekira 17 pelajar (1 persen) putus sekolah.
Para pelajar lebih memilih bekerja membantu orang tua ketimbang bersekolah.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dikmudora) Makmur membenarkan hal tersebut. Menurutnya, wabah COVID-19 yang melanda tanah air menyebabkan beberapa siswa kesulitan mengakses sistem pembelajaran yang diberlakukan saat ini yakni Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring (online).
“Ada (putus sekolah), tapi tidak signifikan. Kami upayakan mereka bisa sekolah kembali. Kan status mereka sebenarnya bukan putus sekolah. Tapi membantui orang tua bekerja. Dan kami kesulitan untuk menghubungi mereka (pelajar),” kata Makmur.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Pendidikan Dasar (Dikdas) Dikmudora Kendari Muchdar Alimin sangat menyayangkan perilaku orang tua yang mengajak anaknya bekerja ketimbang bersekolah. Menurutnya, orang tua saat ini harusnya memberikan suport (dukungan) kepada anaknya untuk mau bersekolah.
Muchdar menambahkan, kesulitan mengakses pembelajaran secara daring seharusnya bukan menjadi alasan bagi orang tua tidak memberikan dukungan untuk bersekolah.
Pasalnya pemerintah telah mengeluarkan kebijakan pembelajaran secara luring, dimana siswa bisa datang langsung disekolah mengambil bahan belajarnya.
Kendati demikian, pihaknya akan berkordinasi dengan pihak sekolah agar seluruh siswa yang tidak aktif belajar karena pandemi COVID-19 untuk diupayakan mengikuti pembelajaran saat ini. Terlebih bagi mereka yang akan beralih jenjang ke tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).