SULTRA.FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menilai harga PCR yang sudah diturunkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kisaran Rp 450 ribu masih tetap mahal.
“Instruksi tersebut patut kami apresiasi, tapi meskipun harganya turun 50% tapi masih tinggi dibandingkan negara-negara lain,” kata Sekertaris PPP Ahmad Badowi kepada wartawan, Minggu (15/8).
Anggota Komisi VI DPR itu mencontohkan negara yang sudah menerapkan harga tes PCR yang murah. Misalnya, kata dia, di Uzbekistan. Harga PCR di sana bisa menyentuh Rp350.000.
“Itu pun yang 6 jam. Kalau yang 24 jam lebih murah,” kata pria yang disapa Awiek.
Selain masalah harga, Awiek menyarankan untuk mempercepat diketahuinya hasil PCR maksimal 1×24 jam, maka pemerintah wajib meningkatkan infrastruktur kesehatan.
Sebab, tidak semua rumah sakit memiliki laboratorium pengujian sampel.
“Contoh, saya PCR di salah satu RS BUMN di kabupaten, namun hasilnya masih menunggu 2-3 hari karena uji lab-nya dilakukan di kota. Ini masih di Pulau Jawa, bagaimana kondisi di luar Jawa,” ujarnya.
Wakil ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR itu juga meminta untuk mempercepat upaya tracking, pemerintah perlu melakukan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya PCR.
Sebab, kata dia, sejauh ini masyarakat merasa takut kalau di PCR, hal itu akibat minimnya edukasi.
“Makanya harga PCR harus diturun lago, dan memberi edukasi ke masyarakat,” pungkas Awiek.(genpi/fajar)