“Ada juga yang menerapkan ganjil-genap, ada yang kemudian melaksanakan 3 hari daring dan 3 hari PTM dan seterusnya,” sambungnya.
Sementara itu untuk mengantisipasi adanya cluster Covid dalam pembelajaran tatap muka terbatas ini, Walikota Kendari mengatakan akan melihat itu tergantung situasinya.
“Saya berharap itu tidak terjadi, kalaupun terjadi tergantung situasi dan kondisinya, makanya kita turunkan semua pengawas sekolah untuk memastikan seluruh instrumen evaluasinya,” bebernya.
Kemudian kata Wali Kota, kalaupun ada pelanggaran-pelanggaran protokol kesehatan yang sifatnya minor yang tentu kita lakukan perbaikan dan penyempurnaan, kita ajak berdialog, akan tetapi kalau sifatnya fatal yang tentu kita akan timbang sesuai dengan kejadian.
“Yang pasti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas ini, kita lakukan sesuai protokol kesehatan dan vaksin adalah salah satu instrumen, tapi bagi yang tidak atau belum dimungkinkan divaksin secara aturan, maka yang kita perketat dan kita optimalkan adalah instrumen protokol kesehatan,” pungkasnya
Senada dengan itu, Kepala Sekolah dari SMPN 4 Kendari dalam dialog via zoom meeting mengatakan bahwa sekolahnya dalam melaksanakan PTM dengan jumlah terbatas.
“Jumlah siswa yang mengikuti PTM di SMPN 4 Kendari sebanyak 256 orang, dengan konsep PTM selama 3 hari, dan 3 hari daring,” ujarnya.
“Dan selama proses pembelajaran tatap muka terbatas, seluruh siswa tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah adanya penyebaran covid 19 dengan mewajibkan membawa handsaniter, mengunakan masker dan menjaga jarak,” tandasnya.(ismar/yus/FNN)