FAJAR.CO.ID, KENDARI – Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pengusaha Muda Indonesia (Himapindo) Koordinator Wilayah (Korwil) Sulawesi Tenggara (Sultra) Ahmad Zainul memaparkan Provinsi Sulawesi Tenggara sendiri dikenal sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki produksi dan cadangan nikel terbesar di Indonesia, namun belum mampu mengantar pertumbuhan ekonomi di wilayah Timur Indonesia memiliki dasar yang kuat.
Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang memegang peranan penting dalam kemajuan bangsa Indonesia. Industri ini sangat berpengaruh dalam kemajuan teknologi Indonesia dan pemasukan anggaran Negara.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan perekonomian wilayah Timur seperti Sulawesi, Maluku, dan Papua mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dari hanya sebesar 4,89 persen di 2017 menjadi 6,99 persen di tahun berikutnya,” bebernya.
Lanjutnya, bahwa baru-baru ini, kita lihat pro kontra kerjasama pertambangan dibarengi komitmen pembangunan smelter nikel oleh PT. Gema Kreasi Perdana (PT. GKP) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Kepulauan (Konkep).
“Dirinya sendiri menyebutkan bahwa upaya pembangunan smelter sebagai amanat undang undang untuk mendorong upaya hilirisasi dunia pertambangan bisa membawa Konawe Kepulauan menjadi sentrum pembangunan ekonomi nasional khususnya Indonesia Timur,” ujarnya.
Pasalnya kata dia, pertumbuhan ekonomi Konawe Kepulauan baru tertopang oleh konsumsi atau belanja pemerintah daerah (Pemda) ketimbang investasi maupun pembangunan infrastruktur.