Wanita berdarah Gowa ini mengaku telah mempekerjakan karyawan dari berbagai latar belakang. Bahkan anak jalanan sekali pun.
“Karyawan saya itu ada pensiunan PNS, dulunya itu anak jalanan jadi kurir dan kurir saya sekarang ada tiga. Semuanya yang antar untuk pembelian online,” terang wanita berusia 31 tahun ini.
Sejauh ini, kata dia, usahanya yang terletak di Jalan Yusuf Bauty, Sungguminasa, Kabupaten Gowa ini, banyak masyarakat asal Gowa dan Makassar yang membeli kuenya via online.
Rencana ke depan, Arini akan melakukan ekspansi ke Kabupaten Takalar. Hal itu dilakukan karena banyak orang Makassar yang melintas di Gowa, saat akan menuju ke Takalar.
“Kalau Takalar itu kalau ada rute ke sana, ya seminggu sekali,” singkatnya.
Selain karena dirinya seorang perempuan, alasan lain Arini betah jadi pengusaha donat daripada menjadi seorang bidan adalah hobinya membuat kue.
Hobinya itu pun ia kembangkan dengan mengikuti pelatihan pembuatan kue, hingga akhirnya ia berani membuka usaha kue sejak 2019 dan tetap eksis hingga kini. Apalagi di tengah masa pandemi COVID-19.
“Ada tempatku dulu belajar bikin donat saya kursus seminggu. Akhirnya alhamdulillah ilmunya sangat bermanfaat,” bebernya sambil tersenyum tipis.
Sejauh ini, lanjut Arwini, ragam masalah dalam bisnis rintisannya itu telah ia lewati. Meski sejumlah bahan pokok naik, namun kue cemilan semua kalangannnya itu tetap bertahan di harga yang sangat terjangkau.
“Alhamdulilah kalau kendala tidak terlalu ji. Cuman bahan pokok yang naik, tapi harga jual kue ini tetap segini. Tidak naik. Insya Allah tidak rugi,” tandasnya. (ishak/fajar)