FAJAR.CO.ID, KOLAKA – Cuaca ekstrem melanda banyak wilayah di Indonesia sehingga transportasi udara dan laut menemui kendala.
Di Sulawesi Tenggara, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan surat edaran menutup sementara pelayaran Kolaka (Sulawesi Tenggara) menuju Bajoe (Sulawesi Selatan).
Langkah itu dilakukan karena alasan keselamatan.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera Kabupaten Kolaka, Danu Triatmoko mengatakan, berdasarkan surat peringatan dini yang dikeluarkan Stasiun Meteorologi Makassar terdapat pola sirkulasi terbuka di perairan Arafuru.
Sirkulasi terbuka ini akan menyebabkan tarikan angin sehingga membentuk daerah konvergensi atau daerah pertemuan angin di selat Makassar, teluk Bone, Sulawesi Selatan dan laut Banda.
“Kecepatan angin pada umumnya berkisar 10-26 knot dan kecepatan angin tertinggi berada di wilayah Sulsel, Sultra, laut Flores dan laut Banda sehingga kondisi ini mengakibatkan gelombang tinggi,” kata Danu, Senin (21/2/2022).
Sementara kata Danu ketinggian gelombang laut 1,26 – 2,5 meter berpeluang terjadi di beberapa wilayah perairan termasuk teluk Bone bagian selatan, perairan Bonerate bagian utara dan selatan.
Untuk itu lanjut dia, BMKG Makassar mengeluarkan surat peringatan menutup sementara pelabuhan feri Kolaka, Sulawesi Tenggara yang melayani rute Kolaka-Bajoe hingga kondisi cuaca kembali normal.
Danu Triatmoko juga mengingatkan kepada para nelayan untuk sementara waktu tidak melaut akibat angin kencang dan gelombang tinggi untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan laut.