FAJAR.CO.ID, JAKARTA— Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Rusia dan Ukraina membuat kemajuan dalam negosiasi demi menghentikan invasi dan disebut hampir mencapai kesepakatan.
Negosiasi Rusia dan Ukraina ini membicarakan enam poin penting.
“Tentu saja, bukan hal mudah berdamai sementara perang sedang berlangsung, di mana warga sipil terbunuh, tetapi kami ingin mengatakan momentum masih diperoleh,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu saat diwawancarai seperti diberitakan AFP, Minggu (20/3).
“Kami melihat bahwa para pihak hampir mencapai kesepakatan,” katanya lagi.
Menlu Cavusoglu pada pekan ini mengunjungi Rusia dan Ukraina saat Turki, negara yang punya ikatan kuat dengan keduanya, mencoba memosisikan diri sebagai mediator.
Turki sudah menjamu menteri luar negeri Rusia dan Ukraina di Antalya pada pekan lalu.
Cavusoglu bilang Turki telah mengontak tim perunding dari kedua negara. Namun dia enggan membocorkan rincian pembicaraan.
Dalam sebuah wawancara dengan harian Hurriyet, juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin mengungkap Rusia dan Ukraina membicarakan enam poin.
Yakni netralitas Ukraina, pelucutan senjata dan jaminan keamanan, ‘de-nazifikasi’, penghapusan hambatan penggunaan bahasa Rusia di Ukraina, status Donbass yang memisahkan diri, dan status Crimea yang dianeksasi Rusia pada 2014.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali menyerukan perdamaian, mendesak Rusia menerima pembicaraan ‘bermakna’ untuk mengakhiri invasi.
“Inilah saatnya bertemu, berbicara, waktu memperbarui integritas teritorial dan keadilan bagi Ukraina,” Zelensky dalam unggahannya di media sosial pada Sabtu (19/3).
Turki mengatakan siap menjadi tuan rumah pertemuan Presiden Ukraina Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.