FAJAR.CO.ID, KENDARI – Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan (Latbang) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Prof. drh. M. Rizal Martua Damanik, MRep.Sc.PhD menegaskan pentingnya pendekatan multipihak (penta-helix) dalam program rencana aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) untuk segera di wujudkan di Tahun 2022 ini
Hal ini dia ungkapkan dalam konferensi pers bersama awak media, usai membuka kegiatan sosialisasi RAN PASTI untuk Tahun 2021 – 2024 Provinsi Sultra disalah satu hotel di Kendari, Jum’at (25/3).
“Bahwa rencana aksi nasional percepatan penurunan angka stunting indonesia (RAN PASTI) itu sudah berisikan hal-hal yang jelas dan konkrit untuk dilaksanakan, begitu juga dengan indikator-indikator, target-targetnya itu sudah ada,”ungkapnya.
Lanjutnya, kenapa demikian karena memang persoalan stunting ini, sudah lama diupayakan penurunannya oleh pemerintah, itu sebabnya sekarang namanya dipercepatan penurunan.
“Artinya penurunan itu sudah ada sejak tahun 2007, sebagaimana tadi saya paparkan, hanya masih bertengger tinggi 36 persen, dan sekarang menurun menjadi terakhir di 2019 adalah 27,7 persen, jadi sudah menurun, tapi mulai tahun 2021 ini ini harus dipercepat penurunannya,”tambahnya.
Kata Rizal Damanik, bahwa kenapa demikian, ini karena Badan Kesehatan Dunia (WHO) memang membatasi maksimal sebuah negara itu hanya 20 persen ada angka stuntingnya, kalau lebih dari 20 persen, maka ini akan menganggu citra Indonesia yang sedang membangun ini, baik di mata dunia dengan berbagai prestasinya yang ada