Rizal mengatakan itu berbeda dengan Indonesia, kita adalah negara terbesar kedua di dunia dari segi kekayaan, keberagaman sumber daya alam baik flora maupun fauna, ini fakta.
“Kita ini hanya dua musim, gak ada musim salju, gak ada musim gugur, kalau disana (Australia) musim gugur, daun-daun itu rontok, dan tidak terjadi pembuahan, beda dengan Indonesia, mangga berapa banyak jenis mangga, berapa jenis ikan di Indonesia, sayuran, kekayaan budaya, kekayaan tradisi, masakan daerah, luar biasa ini, kemana semua itu?,” bebernya.
Ia juga menyampaikan oleh karena itu dalam RAN PASTI kita juga melakukan pendekatan penta-helix, tidak hanya pemerintah, tapi juga harus partisipasi masyarakat, partisipasi pihak swasta, partisipasi media massa juga sangat menentukan keberhasilan percepatan Penurunan stunting ini.
“Ini luar biasa, oleh karena itu dalam percepatan penurunan stunting, penta-helix ini yang kita gunakan, ini bukan hanya tugas pemerintah, pemerintah itu dalam arti yang luas, bukan hanya soal Dinas Kesehatan, bukan hanya ini tugasnya BKKBN, walaupun Kepala kami sebagai Ketua Tim Pelaksana percepatan penurunan stunting, tapi ini butuh konvergensi dari berbagai pihak, swasta juga termasuk,”urainya.
Rizal juga menyampaikan kita juga harus melibatkan perguruan tinggi, agar semua hasil penelitian yang banyak dimiliki oleh perguruan tinggi, tidak hanya bertengger di rak-rak perpustakaan
“Tapi mari aplikasikan di lapangan, kita memiliki program studi Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, ayo bagaimana memberantas masalah atau mensosialisasikan tentang Pola Hidup Bersih dan sehat ( PHBS), sosialisasikan pentingnya mencuci tangan, pentingnya sikat gigi, pentingnya menggunakan sumber air yang bersih, makanan bagus tapi kalau sumber airnya tercemar, air sungai, makanan yang diolah itu, juga tercemar juga nanti akhirnya.