FAJAR.CO.ID, KENDARI – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kepolisian Daerah (Polda) Sultra, dan Universitas Halu Oleo (UHO) gelar Focus Group Discussion (FGD) terlihat Penulisan Buku merawat keberagaman budaya di Sultra yang dilaksanakan Aula SMAN 1 Kendari, Kamis (7/4).
Kegiatan ini Dihadiri dan dibuka langsung oleh Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra Asrun Lio, Ketua Penulisan Buku Prof.Dr. La Niampe, M.Hum, Kasubdit III Ditintelkam Polda Sultra AKBP Eddy Mulsuprianto, Yayasan Keluarga Kerajaan Laiwoi Konawe Endry Irwan Tekaka dan sejumlah Ketua paguyuban etnis yang ada di Kota Kendari.
Dalam wawancaranya dengan fajar.co.id, Ketua Tim Penulisan Buku, Prof. Dr. La Niampe, M.Hum menyampaikan bahwa FGD ini kan untuk merawat keberagaman budaya yang ada di Provinsi Sultra, jadi kita di Sultra ini bicara keberagaman budaya kan ada 2 kelasnya yakni budaya asli Sultra yaitu yang memiliki kerajaan-kerajaan tradisional, ada Tolaki, Muna, Buton, Moronene, tapi ada juga kebudayaan-kebudayaan yang tidak memiliki kerajaan tradisional di Sultra seperti Bugis, Makassar, meskipun hubungan kekeluargaan nenek moyang ada, tapi kerajaan tradisional ada di Sulsel.
“Jadi semua etnis yang signifikan itu, kita kumpulkan untuk mencari apa pikiran positif mereka yang digali dari kebudayaan mereka atau kearifan lokal mereka, sehingga itu bisa kita gunakan untuk menjaga Provinsi Sultra secara bersama-sama, jadi kita nyaman semua,”ungkapnya.