Sebagai Pelaku Terdepan di Industri Petrokimia, PKT Berkomitmen Kurangi Emisi CO2 30% pada 2030
FAJAR.CO.ID, JAKARTA—Di tengah fenomena perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi saat ini, usaha pengendalian emisi gas rumah kaca menjadi sangat mendesak untuk dipercepat memasuki tahun 2023-2040 sebagai tahun kritis pada perubahan iklim. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Prof. Dr. Emil Salim, Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI 1978 – 1993 dalam acara Becoming Industry Champion by Implementing Green & Sustainable Business. Inilah yang membuat dunia usaha perlu ikut aktif berkontribusi mengendalikan Net Zero Emission.
“Dalam perkembangan dunia saat ini, berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change, sasaran pengendalian suhu agar tidak lebih dari 1,5 derajat celcius (dari hasil Pertemuan Paris 2015) sulit tercapai karena peningkatan suhu tersebut kini telah terjadi. Hal inilah yang membuat target Net Zero Emission menjadi bergeser dari 2050 ke 2040,” ujar Prof Dr Elim Salim.
Dia menambahkan usaha pengendalian greenhouse dan gas karbon dioksida (CO2) perlu dipercepat. Menurutnya, penting bagi dunia usaha agar berperan aktif melakukan pembangunan berkelanjutan dan mempercepat target Net Zero Emission tersebut. “Oleh karena itu, sudah saatnya kita selamatkan dunia dari ancaman perubahan iklim,” tuturnya.
Sebagai produsen pupuk urea terbesar di Asia Tenggara, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) memiliki komitmen besar dalam mengurangi emisi CO2 mencapai 30% pada tahun 2030. Dalam praktiknya, PKT terus berkomitmen mengurangi emisi karbon sebanyak sepertiga tiap satu dekade. Dengan demikian, diharapkan pada 2050 bisa tercapai bebas emisi karbon. Upaya ini kian ditempuh melalui pendekatan geological atau biological untuk bisa menyerap CO2.