Jika saya digagalkan DPP karena pernah tersandung kasus hukum, bukankah kondisi serupa juga dialami ketua terpilih pada musda Sulawesi Utara. Saya melihat ini sebagai standar ganda.
Dari hal yang saya uraikan di atas, saya berkesimpulan bahwa pemimpin tertinggi partai ini di DPP, benar-benar sudah tidak menginginkan saya lagi untuk berjuang di Demokrat. Tidak mengizinkan saya lagimeniti cita-cita politik ke depan lewat partai ini.
Atas nama cita-cita saya, saya membutuhkan organisasi di mana saya dan cita-cita saya mengabdi di kancah yang lebih besar, bisa lebih dihargai.
Sulit membayangkan jika harus tetap berada dalam satu organisasi di mana para petingginya di pusat saya pahami sudah tidak menginginkan saya. Terlebih, setelah keputusan penunjukan, tidak ada upaya rekonsiliasi yang terlihat di segala tingkatan. Utamanya di tingkat DPD Demokrat Sulsel. Kenyataan ini semakin menguatkan rasa tidak dibutuhkan lagi. Di sisi ini, izinkan saya menegakkan harga diri. Siri’.
Bapak SBY dan Mas AHY yang saya hormati.
Saya melepas baju Demokrat, tapi saya tidak pernah lupa bahwa beberapa momentum terbaik dalam hidup saya, telah saya lalui bersama Demokrat. Saya berterima kasih untuk semua itu.
Saya secara pribadi tidak akan sanggup melepas ikatan silaturahmi personal yang ada sebelumnya dengan Bapak dan Mas AHY. Itu adalah kebanggaan personal saya.
Mohon doa dan maaf saya yang tak terhingga.
Wassalamu Alaikum Wr Wb
DR Ilham Arief Sirajuddin