“Sehingga ketika kita mencapai target 7 kursi, Golkar tidak perlu lagi koalisi di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Kendari 2024. Makanya dengan hasil survei tersebut, harapannya menjadi pemacu untuk terus bekerja,” ungkap dia.
Selain itu, harapan lain AJP yakni idealnya DPD II Golkar Kendari sudah harus mulai memunculkan figur-figur calon Wali Kota yang akan diusulkan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar nantinya.
Meski masih jauh dari kata tahapan Pilwali Kota Kendari, namun AJP bilang hal itu perlu dilakukan Partai. Pasalnya belajar dari salah satu partai yang getol membranding Calon Presiden sebagai magnet untuk menarik pemilih Partai tersebut.
Alhasil strategi itu berhasil mengantarkan Partai tersebut bertengger di posisi tiga besar dengan raihan suara tertinggi di Pileg 2019, meski calon yang diusung kalah pada Pemilihan Presiden (Pilpres).
Dengan harapan, ini bisa diterapkan di Kota Kendari, bahwa Partai Golkar sudah menawarkan calon Wali Kota, entah 5 sampai sepuluh orang tidak jadi masalah. Yang penting tambah dia, figur ini bisa menjadi magnet untuk meraup suara terbanyak di Pileg Kendari.
Karena keuntungan dari kemenangan di Pileg, Ketua DPRD Kendari pastinya dari Partai Golkar, yang dimana dalam menentukan arah kebijakan kader tersebut akan berkomunikasi dengan Pj Wali Kota Kendari jelang Pilwali.
Kemudian keuntungan lainnya, Golkar bisa mengusul calon Wali Kota secara tunggal tanpa koalisi dengan Partai lainnya.
“Ini bukan sifatnya mendesak, tapi memberikan keyakinan kepada Golkar Kendari untuk segera mengeluarkan nama minimal usulan itu dari bawah. Sebab ini orang kan mau bertarung jadi harus jelas. Jangan sampai terlalu banyak manuver sehingga membuat Golkar tidak solid dan juga target lainnya tidak berjalan maksimal,” pungkasnya.(IMR/FNN).