FAJAR.CO.ID, PARIS — Kylian Mbappe mengatakan dia hampir keluar dari tim nasional Prancis setelah menerima pelecehan rasis setelah gagal mengeksekusi penalti di Euro 2020.
Presiden Federasi Sepak Bola Prancis Noel Le Graet mengklaim dalam sebuah wawancara di surat kabar yang dirilis pada hari Minggu bahwa Mbappe berpikir untuk pensiun dari sepak bola internasional setelah turnamen karena kurangnya dukungan yang dia terima menyusul kegagalan penalti yang krusial itu.
Menurut Le Graet, setelah mereka disingkirkan Swiss di babak 16 besar Juni lalu di mana tendangan penalti Mbappe diselamatkan oleh Yann Sommer, sang pemain mengeluhkan federasi.
“Saya bertemu dengannya setelah Euro, dia merasa Federasi tidak membelanya setelah penalti yang gagal dan kritik di jaringan. Kami bertemu selama lima menit di kantor saya. Dia marah, dia tidak ingin bermain untuk tim Prancis lagi,” ungkapnya dikutip dari The Athletic.
Le Graet memastikan Mbappe saat itu sangat frustrasi. “Anda tahu bagaimana itu, dia seorang pemenang, dia sangat frustrasi, seperti kita semua, dengan eliminasi itu. Dia sangat ramah di media. Dia pria yang hebat, jauh daripada yang dipikirkan orang,” ujarnya.
Namun, Mbappe melalui Twitter mengatakan ia ingin pensiun karena pelecehan rasial yang dia terima daripada semata-mata karena dia tidak didukung setelah kegagalannya mengeksekusi penalti.
“Ya, akhirnya saya menjelaskan kepadanya (Le Graet) di atas segalanya bahwa itu terkait dengan rasisme, dan BUKAN dengan penalti,” tegas bintang Paris Saint-Germain itu. (amr)