Lanjut, Kepala Divisi Pembiayaan Publik PT SMI Erdian Dharmaputra, menuturkan pihak Pemprov Sultra tinggal menyelesaikan tahap akhir. Mulai dari finishing gedung serta kelengkapan fisik alat kesehatan sebagai penunjang operasional rumah sakit jantung. Dengan begitu, RS Jantung Otak dan Pembuluh Darah Internasional Oputa Yi Koo sudah bisa digunakan melayani publik tahun ini.
Namun begitu, baik Bank Dunia maupun PT SMI memberi catatan khusus bagi Pemprov Sultra agar memperhatikan aspek lingkungan mencakup limbah buangan sebelum RS Jantung Otak dan Pembuluh Darah Internasional Oputa Yi Koo itu difungsikan.
“Tidak ada pembangunan yang betul-betul sempurna, tapi over all sudah sesuai dengan apa yang direncanakan. Terpenting aspek lingkungan jangan diabaikan,” pungkas Kepala Divisi Pembiayaan Publik PT SMI Erdian Dharmaputra.
Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra Pahri Yamsul mengatakan tantangan penyelesaian konstruksi gedung tersebut cukup kompleks. Namun, ia bersyukur semua bisa diselesaikan sesuai target.
Tahun ini, RS Jantung Otak dan Pembuluh Darah Internasional Oputa Yi Koo yang menelan anggaran hingga Rp. 728 Miliar sudah bisa beroperasi sehingga bisa memberi income Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi daerah.
“Tahun ini sudah akan dipergunakan. Dulu banyak yang pesimis proyek ini bisa kelar tepat waktu. Tapi Alhamdulillah bisa kita selesaikan sesuai target. bahkan tahun ini sudah bisa dipakai dan bisa beri PAD ke pemerintah,” jelas Kepala Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra Pahri Yamsul.