FAJAR.CO.ID — Setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu rumahnya, Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, mengumumkan pengunduran dirinya.
Dikutip dari BBC, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan dirinya telah menyetujui pengunduran diri Rajapaksa dan secara resmi dilakukan pada Rabu (13/7/2022).
Seperti diketahui, ratusan ribu pengunjuk rasa merangsek masuk ke kediaman Rajapaksa dan Wickremeshinghe.
Ratusan ribu pengunjuk rasa itu turun ke jalanan di ibu kota Srilanka, Kolombo menuntut agar Rjapaksa mengundurkan diri setelah berbulan-bulan diprotes atas kesalahan manajemen ekonomi di Sri Lanka.
Menanggapi hal itu, Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, menyebut, peristiwa di Sri Lanka bisa saja juga dialami Indonesia.
Alasannya, Indonesia disebutnya juga mengalami gejala yang sama dengan Sri Lanka.
Sebab ia menilai, pemerintah Indonesia juga terkesan gagal urus negara, utang menumpuk, dan tidak sedikit proyek pemerintah memberatkan keuangan negara.
“Jokowi bisa saja bernasib seperti Rajapaksa di Sri Lanka jika dia juga gagal urus negara. Apalagi jika utang terus menumpuk dan negara bangkrut,” ujarnya kepada RMOL, Minggu (10/7/2022).
Untuk diketahui, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa kabur melarikan diri saat kediamannya digeruduk ratusan ribu massa.
Itu terjadi lantaran rakyat Sri Lanka menilai Rajapaksa gagal mengelola negara yang terlilit hutang sehingga membuat negara bangkrut.
“Ingat, Rajapaksa itu kabur didemo rakyat. Gara-garanya bikin negara bangkrut, negara banyak utang, dan gagal urus negara,” ingat Muslim.