“Lebih dari dua bulan berproses akhirnya soft launching pun dilaksanakan dirangkaikan dengan Rakornas. Sepintas terlihat semuanya biasa saja tapi sesungguhnya ada sesuatu yang sangat luar biasa terjadi di forum ini. Sebuah gerakan swadaya yang sungguh fantastis,” kata Ramli.
Ramli mengaku takjub ternyata diantara mereka sudah ada yang bayar ongkos cetak spanduk, semua datang dengan ongkos masing-masing, tak ada pengerahan massa, apalagi uang bensin dan nasi bungkus
Rompi yang digunakan seluruh peserta ternyata tak dibagikan gratis, masing-masing orang dengan sukarela menyetorkan biaya pengganti cetak rompi, bahkan tak sedikit diantara mereka yang membayar bukan hanya satu rompi tapi 5,10,15 bahkan 25 rompi yang mereka bawa pulang untuk dibagikan ke tetangga, karyawan dan bahkan ada yang meminta ijin agar bisa diberikan ke security komplek perumahannya.
“Sungguh sesuatu yang sangat luar biasa, gerakan ini adalah gerakan dari hati, bukan top down tapi bottom up,” tegasnya.
Kepada Relabatin, Ramli menyampaikan bahwa apa yang Mileanies lakukan selama setahun terkahir sesungguhnya bukan berjuang untuk Anies, tetapi berjuang untuk Indonesia yang lebih baik.
“Saya misalnya, segala cara sudah kami lakukan untuk mengubah pendidikan Indonesia, saking seriusnya sampai kawan-kawan saya dari berbagai provinsi menuliskannya dalam tiga buku. Semua itu kita kerjakan karena menginginkan Indonesia ini lebih baik. Disaat bersamaan muncul sosok Anies Baswedan yang oleh A.M Sallatu disebut sebagai satu-satu kepala daerah baik yang sekarang mau pun yang sudah berlaku yang masih beliau kenal yang menjalankan fungsi-fungsi pemerintah daerah dengan sangat baik dan hasilnya kita bisa lihat, kurang dari lima tahun Jakarta berubah total,” urainya.