FAJAR.CO.ID, KENDARI — Kepala Bulog Kanwil Sultra Siti Mardati Saing, mengatakan saat ini pihaknya mendapat arahan dari pemerintah untuk bersama-sama menekan inflasi melalui operasi pasar guna memastikan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH).
“Di wilayah Sultra stok kita masih ada 9.600 ton yang siap digelontorkan untuk mengantisipasi adanya kenaikan harga beras. Bahkan ini diperkirakan akan terus bertambah,” ujarnya.
Ketersediaan stok beras di Sultra, ini dipastikan aman hingga Desember 2022. Bahkan, bulan depan yakni pada Oktober akan ada panen raya lagi di provinsi ini.
“Stok tersebut terbilang aman karena rata-rata kebutuhan beras masyarakat berkisar 2.000- 2.500 ton, sehingga beras ini aman sampai empat bulan ke depan. Apalagi kota akan ada panen raya lagi di bulan depan, jadi stok kita akan bertambah,” jelasnya.
Dia mengungkapkan dalam panen raya di Bulan Oktober nanti, pihaknya menargetkan bakal menyerap beras beras petani dikosaran 10 ribu hingga 15 ribu ton.
“Ini sesuai dengan Rakor yang telah kita laksanakan. Tetapi pada prinsipnya, jika harga cocok antara Bulog dengan petani, maka Bulog siap menyerap beras petani itu hingga 20.000 ton,” ucapnya.
Dijelaskan bahwa Bulog tidak bisa menyerap serta merta seluruh beras petani. Tetapi ada sandar kualitas beras pembelian Bulog, yakni kadar air paling tinggi 14 persen, derajat sosoh paling dipatok pemerintah itu yakni seharga Rp8.300 per kilogram,” beber Siti Mardati.
Selain beras, Bulog Sultra juga memastikan komoditas lain seperti gula pasir dan minyak masih dalam keadaan aman dan tercukupi, dimana stok gula pasir saat ini masih ada 176 ton, dan minyak curah 28 ton.