FAJAR.CO.ID, MUBAR– Dalam rangka menindaklanjuti program pemerintah dalam menangani inflasi di daerah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muna Barat (Mubar) telah melakukan enam upaya strategis penanganan inflasi.
Penjabat Bupati Mubar, Bahri mengatakan langkah konkrit yang dilakukan adalah operasi pasar murah, sidak ke pasar dan distributor agar tidak menimbun bahan pangan, kerjasama dengan penghasil komoditi untuk kelancaran distribusi stok pangan.
“Selanjutnya gerakan menanam cepat, mendistribusikan BTT dan bantuan untuk transportasi umum maupun nelayan,” ungkap Bahri, di Tondasi saat memberi sambutan dalam operasi pasar murah, Rabu, (14/12/2022).
Direktur Perencanaan Keuangan Daerah Kemendagri itu menyebut Pemkab Mubar telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 16 miliar, dan ini merupakan daerah yang paling besar menganggarkan penanganan inflasi di daerah dibandingkan daerah lain yang ada di Sulawesi Tenggara (Sultra).
“Anggaran itu dialokasikan untuk operasi pasar murah, subsidi untuk trasportasi, dan bantuan subsidi bagi nelayan. Kita sudah salurkan, berdasarkan data realisasi penanganan inflasi kita telah mencapai lebih 80 persen,” ujar Bahri.
Menurutnya, apa yang dilakukan di daerah tidak keluar dari program yang diinstruksikan dari pemerintah pusat. Hal itu sesuai instruksi presiden terkait mengatasi inflasi dengan melakukan enam langkah strategi itu.
“Izin melaporkan, operasi pasar dilakukan dengan mensubsidi setengah harga dari harga pasar. Dari bulan Juli sampai Desember ada kenaikan harga beberapa jenis komoditi pangan. Seperti beras 10 kilo dijual Rp 100 ribu lebih, dalam operasi pasar murah kita jual setengah harga yakni Rp.50 ribu, Telur per rak dijual 30 ribu, Minyak Bimoli dijual 13 ribu. 3 komoditas ini dijual setengahnya kepada masyarakat yang mendapat kupon melalui pemdes,” jelas Mantan Kabag Umum STPDN ini.