“Launching blue carbon Indonesia ini dikemas dalam kegiatan workshop, dalam rangka mendorong sektor kelautan atau blue carbon dalam konteks perubahan iklim nasional maupun global, oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, yang bekerja sama dengan UNDP Indonesia, sehingga Pencapaian Target Nationally Determined Contibution (NDC) dan Implementasi Nilai Ekonomi Karbon (NEK) bisa terwujud,” jelas Rektor ITK Buton ini.
Dia menambahkan, adapun tujuan dari kegiatan tersebut dalam rangka meningkatkan komitmen dan visi serta misi bersama dari seluruh pemangku kepentingan sektor kelautan dan perikanan, dalam kebijakan perubahan iklim melalui tata kelola ekosistem karbon biru. Serta mampu melakukan pemetaan state of the art baik potensi, data, peluang, ancaman, adaptasi maupun mitigasi terkait dengan dari pengelolaan karbon biru di Indonesia, serta bagaimana mengidentifikasi kerangka ekonomi, pembiayaan hingga tata kelola karbon biru di Indonesia.
Salah satu pembina Yayasan Sultra Raya 2020, Drs Asrun Lio, M.Hum., Ph.D menjelaskan, yang melatar belakangi kegiatan tersebut sebagaimana diuraikan oleh Dirjen PRL KKP adalah Indonesia termasuk negara rentan terdampak perubahan iklim dan kenaikan permukaan laut 0,8-1,2 cm/tahun, sementara sekitar 65% penduduk tinggal di wilayah pesisir. Risiko yang ditimbulkan dari perubahan iklim ini, antara lain kelangkaan air, kerusakan ekosistem pesisir, kerusakan ekosistem lautan, penurunan kualitas kesehatan, hingga kelangkaan pangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.