FAJAR.CO.ID, KONAWE SELATAN – Masyarakat di Desa Alebo, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), diajar membuat ramuan Biosaka oleh Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL), Minggu (29/1/2023).
Menurutnya, Biosaka ini merupakan ramuan kearifan lokal yang dapat membantu para petani mengurangi biaya produksi tanaman pangan, dalam hal ini menurunkan penggunaan pupuk di atas 50 persen.
“Ini bukan pupuk tapi bisa mengurangi penggunaan pupuk karena dia menyuburkan tanah. Jadi kalau biasanya memakai pupuk 200 kilo, dengan menggunakan air ini pupuk hanya bisa dipakai 100 kilo,” ungkapnya.
“Tapi angan juga tidak pakai kimia, karena kimia itu untuk pembuahan. Urea dan air ini untuk penyuburan, kalau tidak pakai pupuk sama sekali nanti juga kurang, tetapi ini (biosaka) bisa mengurangi 50 persen (penggunaan pupuk), sudah pasti,” tambahnya.
Lanjut ia menyampaikan bahwa, Biosaka yang telah diuji hampir di seluruh Indonesia tersebut merupakan ciptaan alam, di mana Biosaka ini terdiri dari suku kata Bio dan Saka.
Bio singkatan dari Biologi yang juga berarti tumbuhan dan Saka singkatan dari Soko Alam Kembali Ke Alam atau asalnya dari Alam Kembali ke Alam.
“Dia harus diambil dari rumput yang baik, tumbuhan yang baik di sekitar tanah ini. Jadi tidak bisa di bawa ke daerah lain, harus dipakai di lokasi dari tumbuhan itu berasal. Kalau ini di bawa ke Muna tidak bisa, ini kearifan lokal,” jelasnya.
Kata dia, daun yang digunakan harus dari tumbuhan yang ada di sekitar lahan yang akan di jadikan lahan pertanian dan harus benar-benar hijau (pucuk), subur dan tidak boleh ada penyakitnya atau berlubang.