FAJAR.CO.ID, KENDARI – Deputi Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto mengungkapkan bahwa hujan keras, disertai petir dan angin kencang disebabkan bertemunya gabungan angin dan curah hujan dari awan Cumulonimbus.
“Kondisi ini dipicu oleh peningkatan aktivitas index labilitas sedang sampai kuat dan pola konvektif skala lokal di wilayah Sultra. Massa udara basah lapisan rendah terkonsentrasi di wilayah Sultra sampai lapisan 700 mb mencapai 70 sampai 90 persen,”ungkapnya saat dikonfirmasi oleh fajar.co.id, Senin (6/3) dalam zoom meeting prakiraan awal musim kemarau 2023 dan perkembangan kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
Lanjutnya, namun dari pola angin disana, terpantau ada belokan angin di atas Kota Kendari, inilah yang menyebabkan gabungan dari angin dengan curah hujan dari awan Cumulonimbus
“Inilah penyebab dari hujan yang ada di Kota Kendari,”jelasnya.
Sambungnya, dan untuk Kota Kendari, peringatan dini now fasting sudah dikeluarkan oleh BMKG sebanyak 3 kali sejak jam 16.00 WITA
“Karena itu kita lihat kejadiannya sekitar jam 17.00 WITA hingga jam 19.00 WITA. Di info broadcastingnya, kalau kita lihat, di Kendari pada waktu tanggal 5 – 6 Maret 2023 statusnya waspada, jadi sudah ada peringatan,”pungkasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data dari Kapolresta Kendari Kombes Pol Muhammad Eka Fathurrahman bahwa total kerusakan fasiltas dan korban jiwa pada 65 Kelurahan, dan 11 Kecamatan se Kota Kendari yakni Jumlah Korban meninggal dunia sebanyak 1 orang, jumlah luka-luka sebanyak 2 orang, jumlah pohon tumbang sebanyak 282 pohon, jumlah rumah rusak sebanyak 212 unit, jumlah bangunan fasilitas umum yang rusak sebanyak 16 unit dan jumlah bangunan swasta yang rusak sebanyak 4 unit.(IMR/FNN).