“Memang secara normatif jika publik Sultra ditanya, mereka akan menjawab tentang isu perubahan. Tapi tidak hanya sebat itu saja, karena ada varibel lebih dalam lagi untuk melahirkan istilah “kepantasan” dalam pentas Pilgub Sultra,” sambungnya.
Karena itu, Andi Sumangerukka yang berada dalam posisi pertama dalam persepsi figur bisa menjawab isu perubahan hanya 17.9 persen bukanlah angka yang menggembirakan bagi ASR.
“Ya, kalau kita amati kerja-kerja lapangan ASR selama ini dengan capaian segitu, tentu bukanlah kabar menggembirakan bagi ASR. Artinya ASR belum berada dalam angka ideal tampil sebagai figur yang kuat di Sultra,” tuturnya.
Kemudian, hasil survei di tahun 2017 lalu, isu perubahan menjelang setahun Pilgub Sultra 2018 sangat besar.
Bahkan Rusda Mahmud, mantan Bupati Kolaka Utara dua periode menempati posisi teratas sebagai figur pilihan publik dalam isu perubahan.
Hasilnya akhirnya Rusda Mahmud kalah dari Ali Mazi.
“Sehingga saya menilai jika rilis survei KCI-LSI ini hanya sebatas Gimmick politik. Tak menyentuh substansi politik Sultra yang sebenarnya,” pungkasnya. (*)