Katanya lagi, kemudian, masalah kerusakan lingkungan, sekarang saling klaim, PT. Antam menyatakan kerusakan itu adalah kerusakannya yang ditimbulkan oleh 11 Pemegang IUP, iya, kan?. Pemegang IUP menyatakan bahwa kerusakan itu, bukan dilakukan oleh mereka, bagaimana mungkin 11 IUP bisa merusak dibandingkan dengan 39 Kontraktor Mining, 11 IUP dengan lokasi tertentu, dengan 39 Kontraktor Mining di seluruh lokasi, jawabannya ada dimana? ada di foto satelit.
“Kapan 11 IUP pergi dari Blok Mandiodo? bagaimana kondisinya? ini foto secara satelit. Kapan PT. Lawu mulai masuk di Blok Mandiodo?, bagaimana kondisi saat dia masuk?, bagaimana kondisi terakhir saat dia keluar? kemarin Ros (Ketua AJI), saya sudah perlihatkan dokumen penyidikan, kapan gundulnya Mandiodo? kapan hancurnya Mandiodo? sehingga kita tidak berdebat kosong, kita pakai bukti yang ilmiah, bahwa satelit menyatakan pada waktu tahun 2020 awal, kondisi Blok Mandiodo ini, pada waktu tahun 2022 akhir ini kondisi Blok Mandiodo, pada waktu 2019 ini,”ungkapnya lagi.
Kata Kajati Sultra, terus kenapa ia berani bilang di media, bahwa PT. KKP tidak ada deposit dari Tahun 2017, 2016 sampai 2023, RKABnya terbit pertahun, tapi lahannya tidak ada perubahan, sehingga dia (Dirut PT.KKP) tidak bisa bohong, untuk mengaku bahwa kami melakukan proses atau kegiatan penambangan, dan dengan penambangan itu, RKAB kami dikeluarkan, tapi satelit ngomong, ia (PT. KKP) tidak pernah melakukan penambangan.
“Kalau dia ngomong, tanggal 22 Juli 2022, ada lima alat berat yang beroperasi disitu, dengan dump truk yang mengangkut 20 dump truk misalnya, dengan karyawan 20 orang, kita sekarang bisa klik, 22 Juli 2022, mau jam berapa? dengan koordinat disitu, akan nampak alat berat itu ada atau tidak?,”