FAJAR.CO.ID, KENDARI – Tanggapi warning dari Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy tentang Provinsi Sultra terancam potensi bencana Hidrometeorologi akibat massif pertambangan nikel di beberapa Kabupaten di Sultra.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto menyampaikan bahwa hal itu perlu ada adanya control sosial dari media massa dan juga meminta kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI memasang aplikasi di Provinsi Sultra dalam rangka monitoring potensi bencana tersebut.
“Dikaitkan dengan tadi (warning), tempat kita adalah tempat eksplorasi, eksploitasi mining, kemarin saya sudah sampaikan, termasuk titip juga kepada teman-teman untuk penanaman, reboisasi,”ujarnya.
Lanjutnya, tadi Menko PMK Prof. Dr. Muhadjir Effendy juga mengatakan jangan sampai nanti selesai (tambang) terjadi bencana, di situlah control sosial teman-teman (media) mengemas dengan berita, sehingga daerah kita tidak rusak.
“Kalau soal force majeur (bencana) itu, saya juga ada pembicaraan dengan Kepala BNPB, bisa juga untuk aplikasi disana (daerah potensi bencana), sehingga kita bisa memonitor, karena information is powerfull, memiliki kekuatan, sehingga kita punya prediksi cepat dan tepat,”pungkasnya.
Untuk diketahui, yang dimaksud dengan bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.
Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin dan gelombang panas.(IMR/FNN).