FAJAR.CO.ID, KENDARI – Insiden penembakan terhadap 4 nelayan di sekitar perairan Pulau Cempedak, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Sekatan (Konsel) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Polairud Polda Sultra.
Akibat insiden tersebut salah satu nelayan meninggal dunia, dua kritis dan satunya sementara menjalani perawatan.
Terkait insiden penembakan tersebut kembali mendapatkan tanggapan dari Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sultra, Yusrianto.
“Kami minta Polda Sultra terbuka dan transparan ke publik terkait penanganan insiden penembakan ini,” ungkapnya melalui keterangan resminya yang diterima media ini pada Minggu (26/11).
Ia juga menuturkan bahwa seharusnya hasil autopsi juga segera diumumkan kepada publik.
“Kemarin kan sudah diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara, sekarang apa hasilnya, itu mesti diumumkan segera biar publik tidak bertanya-tanya,” tuturnya.
Ia juga menegaskan dan meminta Polda Sultra agar segera mengusut tuntas perkara ini.
“Apabila ada oknum yang diduga terlibat dan menyalahi SOP, itu mesti diberikan sanksi tegas, agar peristiwa serupa tidak terulang,” tegasnya.
Selain itu pihaknya juga berharap agar Polda Sultra untuk memperhatikan kondisi keluarga nelayan.
“Kami juga minta Polda Sultra untuk lebih mengedepankan edukasi terhadap nelayan, tentunya kami sebagai wadah organisasi nelayan siap berkolaborasi, fungsi penindakan mesti menjadi jalan terakhir dalam menangani pengeboman ikan,” tuturnya.