Lanjutnya, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran masyarakat, kearifan lokal untuk kembali mengali, mempertahankan, memperkuat basis pengetahuan dan kepemimpinan atau Mondo’ono Motu’o, Mohopulei Wonua, Mobulesako To’ono Ngapa yang artinya memimpin negeri, mengatur dan melayani masyarakat.
“Pemerintah Kabupaten Konawe bersama dengan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Lembaga Adat Tolaki (LAT) Kabupaten Konawe menyelenggarakan kegiatan pada hari ini dengan rangkaian acara sebagai berikut Mosehe Wonua yang artinya pencucian dan pensucian negeri Konawe agar terhindar dari Bala Bencana dan Mala Petaka, semoga ritual ini dapat diterima oleh Allah SWT,”jelasnya.
Lanjutnya lagi bahwa penganugerahan gelar adat kepada Pj. Gubernur Sultra, Pelantikan Pengurus DPD LAT Kabupaten Konawe, Pomborehu’a atau Pelantikan Mokole Konawe, Petanduano Saraano Ulusala I Konawe yang artinya penerimaan adat dari Pj. Bupati Konawe sebagai pimpinan pemerintahan.
“Tempat pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakannya disebut Inolobunggadue sebagai tempat kedudukan Kerajaan Konawe sejak zaman Wekoila sampai dengan Mokole Lakidende. Kegiatan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali identitas Ketolakian dan kejayaan masa lalu, melestarikan nilai-nilai struktur kepemimpinan masyarakat adat Tolaki, memperkuat kolektifitas Suku Tolaki dalam menghadapi perubahan global, sebagai bentuk pelestarian warisan kearifan lokal pengetahuan masa lalu,”
“Dari uraian tersebut diatas, diharapkan terwujudnya masyarakat Tolaki yaitu Medulu Mepokoaso yang artinya berhimpun dan bersatu,”tandasnya.