FAJAR.CO.ID, KENDARI – PT. Vale Indonesia Tbk ungkap rahasia pengelolaan pertambangan nikel di wilayahnya sehingga tetap ramah lingkungan dan berkelanjutan bagi generasi di masa datang.
Adapun langkah-langkah yang PT. Vale laksanakan dengan menyiapkan anggaran yang cukup besar untuk pengelolaan lingkungan dengan menerapkan strategi pengelolaan air dengan membangunan 120 kolam pengendapan serta strategi pengelolaan hutan atau pasca tambang dengan menyediakan bibit pohon untuk penghijauan kembali area yang ditambang sumber dayanya.
Hal ini diungkapkan oleh Head of Communication PT. Vale Indonesia Tbk, Bayu Aji saat menjawab pertanyaan wartawan dalam kegiatan Buka Puasa Bersama Awak Media di Kampung Bakau Kendari, Kamis (28/3).
“Di PT. Vale itu ada 4 project, lokasinya ada 4 di tiga Provinsi, dua project di Sorowako, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang ketiga itu ada di Sulawesi Tengah (Sulteng), itu di Morowali, dan terakhir yang ada di Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra),”ungkapnya.
Lanjutnya menjelaskan, jadi Nikel di dunia itu ada dua jenis, ada yang namanya Nikel Laterit, dan ada juga yang namanya Nikel Sulfida, dan Indonesia itu kebagian yang Laterit.
“Laterit itu ada dimana nikelnya? itu hanya ada di dekat permukaan tanah, itu type nikel di Indonesia, tapi kalau yang di luar Indonesia, misalnya yang ada di Brazil, itu nikelnya Sulfida, itu adanya di dalam tanah, dan digali sangat-sangat dalam,”jelasnya.
Sambungnya, nah, kalau di Indonesia, itu yang Laterit adanya ada dekat dengan permukaan tanah, tantangan besarnya itu, sebenarnya hanya ada dua, kalau menurut kami.