FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa biro humas pemerintah harus lebih dari sekadar penyampai informasi. Di era disrupsi digital dan banjir informasi, humas harus menjadi garda terdepan dalam membentuk persepsi publik dan melawan disinformasi yang semakin masif.
“Kita tidak bisa hanya reaktif, sekadar merespons ketika isu sudah berkembang liar. Kita harus proaktif, membangun narasi yang solid dan memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang benar sejak awal,” tegas Meutya saat membuka Rapat Koordinasi dan Pelatihan Humas Pemerintah bertema Sinergitas Humas Pemerintah Mewujudkan Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), Jakarta, Rabu (26/2).
Menkomdigi Meutya Hafid menekankan bahwa sinergi antarhumas pemerintah bukan sekadar kerja sama teknis, melainkan strategi nasional dalam mengelola narasi publik. Ia menganalogikan kerja humas dengan tim sepak bola, tapi jika tidak ada koordinasi, strategi, dan eksekusi yang tepat, maka kekalahan dalam pertarungan opini publik tidak bisa dihindari.
“Kita tidak boleh membiarkan kebijakan pemerintah kalah oleh hoaks dan narasi liar yang dimainkan oleh segelintir pihak. Humas harus bersatu, satu suara, dan memastikan kebijakan pemerintah dipahami dengan baik oleh masyarakat,” katanya.
Menurutnya, perang narasi ini semakin kompleks dengan perkembangan teknologi digital. Media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube kini menjadi medan pertempuran utama.