Rusdin melanjutkan materinya dengan meminta tolong Andi Tiwi mengambilkan gelas yang diisi air setengahnya. Dia lalu memperlihatkan buku berjudul “Setengah Isi Setengah Kosong” karya Parlindungan Marpaung. Disampaikan bahwa dari gelas berisi air yang setengah penuh ini, ternyata bisa jadi ide buku.
“”Kalau orang yang pesimis dan cepat putus asa, akan menganggap airnya baru setengah isi. Tapi untuk orang yang optimis, akan melihatnya sudah setengah dan hampir penuh,” jelas Rusdin yang kerap melontarkan tanya jawab dengan anak-anak di depannya.
Rusdin yang dikenal sebagai penulis buku itu lantas memberi contoh. Misalnya, kalau anak-anak punya PR sebanyak 10 nomor. Sudah dikerjakan 5, maka anak yang optimis akan bilang, alhamdulillah sudah 5 selesai, tinggal 5 lagi. Tapi anak pesimis, yang mudah putus asa, akan mengeluh, merasa masih banyak soal yang belum selesai.
Dia lantas memberi semangat agar anak-anak tak patah semangat, mudah putus asa dan pesimis. Dia lalu bercerita tentang buku “Berani Gagal” karya Billi P.S. Lim yang membuatnya memutuskan berkarier secara mandiri. Rusdin lalu mengajak anak-anak juga bisa mandiri, sepanjang itu bisa dilakukan sendiri.
“Kalau ada yang bisa dikerjakan sendiri, lakukan tanpa harus menunggu kakak atau orang tua,” begitu pesannya.
Masih ada satu buku lagi yang dibagikan sebagai pengalaman kepada anak-anak siang tadi. Yakni buku berjudul “Agar Menulis-Mengarang Bisa Gampang” karya Andrias Harefa. Menurut pengakuannya, buku ini membuatnya berani menulis, menuangkan ide tentang apa saja. Dia lalu mengajak anak-anak berani menulis tanpa takut salah. Karena masih bisa dikoreksi dan perbaiki, yang penting memulai.