Suhanda mengaku, tidak merasa kesulitan saat memotong babi berwarna hitam itu. Babi itu tidak melakukan perlawanan sama sekali.
“Karena kondisi babi sudah lemas. Babi kami potong buntut terlebih dahulu, kemudian baru kepalanya. Keluar darah segar seperti layaknya memotong ayam atau kambing,” bebernya.
Proses pemusnahan babi itu tidak memerlukan banyak tenaga, hanya dikerjakan dua orang saja. Sebab, kondisi babi sudah lemas dan ukurannya juga tidak besar.
“Berdua saja saya potongnya. Walaupun sudah dipotong tapi enggak berubah wujud jadi manusia. Ukuran Babi tetap sama seperti baru ditangkap,” katanya.
Setelah dipotong menjadi tiga bagian, kemudian babi tersebut dikubur di kebun tak jauh dari lokasi penemuan awal.
Dilansir dari situs Wikipedia, Babi ngepet adalah mahluk dalam legenda masyarakat Indonesia yang bercerita tentang siluman babi.
Beberapa mitos menceritakan tentang babi ngepet yang merupakan orang yang ingin kaya dengan cara mengambil pesugihan babi. Saat akan “beraksi”, si tuan harus mengenakan jubah hitam untuk menutupi tubuhnya.
Dan nanti, secara ajaib, si tuan akan berubah menjadi babi. Orang yang satu lagi harus menjaga lilin agar tidak goyang apinya.
Apabila api lilin sudah mulai goyang, artinya orang yang menjadi babi itu mulai dalam bahaya. Tugas si penjaga lilin adalah mematikan lilinnya agar si babi dapat berubah kembali menjadi manusia biasa.
Babi ngepet biasanya mengambil uang dengan cara menggesek-gesekkan tubuhnya di pintu, lemari, dinding, dsb. (endra/fajar)