Agista menyebut, pembelian perahu untuk pertandingan belum dilakukan akibat adanya laporan ke polisi dalam kasus dugaan penyelewengan anggaran pengadaan perahu, anggaran pembelian perahu itu pun diklaim masih utuh.
Selain itu keterlambatan pembelian perahu untuk pertandingan tersebut disebabkan karena KONI Sultra masih mencari harga pembanding.
“Karena sudah terlanjur dilaporkan ke polisi jadi anggarannya untuk pembelian perahu saya batalkan, nanti dipergunakan untuk yang lain saja,” ucapnya.
Agista menambahkan, hal pembelanjaan anggaran KONI Sultra, Ketua Koni meminta bendahara umum agar berkonsultasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Inspektorat agar pembelanjaan tidak menyalahi aturan.
“Ada prosesnya karena semua pembelanjaan saya selalu minta bendum berkonsultasi dengan BPK dan Inspektorat agar tidak menyalahi,” tutupnya.
Sementara itu, Dewan Pembina AP 2 Sultra La Ode Hasanuddin Kansi menilai goyang tik tok tersebut tidak etis dilakukan oleh istri gubernur Sultra Ali Mazi.
Bahkan kata dia, jika menganalisa suara nyanyian dalam goyang tik toknya, ini sama halnya mengolok-ngolok aparat penegak hukum (APH) yang sedang fokus melakukan penyelidikan dan penyidikan kasus dugaan korupsi di Koni Sultra.
“Agista seharusnya sadar karena kepala daerah dan keluarga itu hidup dari uang negara maka harus juga mengikuti pada aturan protokoler termasuk bermedsos beda dengan kita-kita yang hidup dari deker-deker,” tegasnya.
La Ode Hasanuddin, juga menyingung terkait suasana Sultra hari ini dimana beberapa kepala dinas lingkup kepemimpinan suaminya sebagai gubernur Sultra yang sudah ditetapkan beberapa tersangka kasus korupsi.