Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Wajo, Muhammad Ashar menyebutkan, pembangunan bendungan dan bendung ini diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi.
Bertujuan menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian. Serta meningkatkan produktivitas pertanian, juga dapat membantu pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
Baca juga: Presiden Jokowi Sampaikan Kabar Baik, Rakyat Diminta Manfaatkan Sebaik-baiknya
“Proyek strategis ini sejatinya membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya dari 112 persen menjadi 300 persen dengan pola tanam padi – padi – palawija,” jelasnya.
Data produksi padi tercatat DPKP Wajo dalam 2 tahun terakhir dari 14 kecamatan.
Hasil produksi di tahun 2019 seberat 721,281 ton dari luas tanam 133.752,0 ha. Sedangkan di tahun 2020 menghasilkan produksi 723,623 ton dari luas tanam 166,507,0.
“Hasil produksi di tahun 2020 seberat 723,623 ton, kalau di kali Rp4.300 harga per kilogram saat ini. Nilainya Rp3.111.578.900,” urainya.
Sementara, setelah Bendungan Paselloreng difungsikan. 8.510 ha persawahan yang dialiri di 5 kecamatan tersebut diyakini naik menjadi 2 kali lipat. Bahkan lebih.
“Diliat luas yang rencana dialiri 8.510 ha X 6 ton = 51.060 ton. Kemudian ditambah dengan hasil produksi tahun 2020, 723.623 ton = 774.683 ton. Jika dirupiahkan sebesar Rp3,331.136.900,” terangnya.
Bupati Wajo, Amran Mahmud mengatakan, persiapan menyambut kedatangan Jokowi sudah dilakukan bersama forkopimda, Senin, 6 September kemarin.
Suami dari Iriana ingin meresmikan Bendungan Paselloreng di Desa Arajang Kecamatan Gilireng.