SULTRA.FAJAR.CO.ID, KENDARI – Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) Provinsi Sulawesi Tenggara Brigjen TNI Raden Toto Oktaviana dalam sarasehan, diskusi dan Deklarasi Damai di Aula Dachara, Mapolda Sultra terkait pentingnya bertoleransi dalam bermasyarakat agar tidak ada konflik yang dapat meresahkan masyarakat di Kota Kendari dan secara umum di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Dalam paparannya, Kabinda Sultra ini mengatakan bahwa kunci Sulawesi tenggara aman dan damai itu salah satu adalah Toleransi.
“Di Sultra ini masih banyak potensi yang sangat meresahkan, bahkan kejadian kemarin, hanya karena salah paham sudah sangat meresahkan masyarakat, tapi mudah-mudahan kedepan tidak terjadi lagi,” ujarnya kemarin, Senin (20/9).
Lanjutnya, bahwa kita harus bersama-sama seluruh elemen-elemen yang ada di Sulawesi Tenggara bisa menjaga Sulawesi Tenggara
“Jadi konsep toleransi itu sendiri adalah paling mudah, ini yang harus kita jaga yaitu sikap menerima perbedaan, sikap tenggang rasa kepada orang lain atau saudara-saudara kita walaupun berbeda, itu toleransi. Sehingga dampaknya kita bisa memelihara situasi keamanan, kedamaian yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara,” kata Raden.
Sambung Kabinda menambahkan, sedangkan Intoleransi, adalah sikap dimana merasa dirinya benar, merasa dirinya paling hebat, yang lain tidak ada apa-apanya.
Padahal menurut Kabinda, bahwa kita (Manusia) ini diciptakan oleh Allah SWT itu sama, yang membedakan kita, cuman pahala kita dihadapan Allah SWT
“Jadi walaupun kita berbeda agama, berbeda suku, sudah saatnya kita bertoleransi, karena dampaknya jika kita berintoleransi, tidak menerima perbedaan, maka yang terjadi adalah Konflik,” imbuhnya.