SULTRA.FAJAR.CO.ID, KENDARI – Yayasan Keluarga Kerajaan Laiwoi melalui Majelis Kerajaan Laiwoi mengeluarkan Surat Rekomendasi terkait penyelesaian secara hukum adat Tolaki terkait kasus pertikaian yang beberapa waktu lalu yang terjadi di Kota Kendari yang cukup menghebohkan ini
Dalam surat itu direkomendasikan agar segera dilaksanakannya Prosesi Adat Mosehe Wonua sebagai simbol perdamaian.
Hal ini diungkapkan oleh Putra Mahkota Kerajaan Laiwoi Kendari Endry Irwan Tekaka saat diwawancara oleh fajar.co.id beberapa saat lalu.
“Jadi Majelis Kerajaan Laiwoi Kendari telah bersidang menyikapi persoalan yang beberapa hari belakangan ini terjadi di Kota Kendari,” ujarnya.
Lanjut Endry, kenapa kita harus bersidang, pertama, ada konflik di dalamnya yang melibatkan 2 kelompok, dan kegiatan sidang ini sebenarnya kami bermusyawarah dengan mengumpulkan seluruh perangkat adat Kerajaan Laiwoi, mengumpulkan seluruh anamotuo (orang-orang tua kita), Kepala Kampung, Puutobu, Tolea, rumpun keluarga Kerajaan, dan masyarakat untuk dimintai pendapatnya terkait persoalan yang terjadi.
Karena kita juga menghadirkan daripada saudara Ahmad Baso selaku orang yang bertikai, kenapa hanya memanggil ia, karena menurut kami, ia itu bagian dari tanggung jawab kami selaku pelestari adat, sehingga tadi bersepakatlah orangtua kita, berkeputusanlah orang tua kita dengan mendengar pendapat dari berbagai pihak.
“Sehingga Mokole Raja Laiwoi X H.Irwan Tekaka Saosao memutuskan agar dilaksanakannya Upacara Adat Mosehe Wonua,” bebernya.