“Sebagai manusia biasa, tak mudah menerima kehilangan almarhmah. Namun saya sadar bahwasanya sebagai orang yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, saya harus sabar dan ikhlas melepas kepergian orang yang sangat saya sayangi,”ujar Gubernur dalam rilisnya kepada fajar.co.id, Rabu (20/10).
Di tengah rasa duka yang belum hilang itu, Gubernur lagi-lagi mendapat ujian dengan wafatnya ibunda tercinta Ibu Hj. Wanazia binti La Umara pada tanggal 7 Oktober lalu.
Gubernur menyadari sepenuhnya bahwa semua ujian dan cobaan itu punya hikmah dibaliknya, yakni kesabaran dan keikhlasan untuk menerima segala hal yang telah ditetapkan Allah SWT.
“Oleh karena itu, saya harus tetap bersemangat dalam menjalani kehidupan, terus berbuat baik sesuai tuntunan agama, dan terus berkarya yang manfaatnya tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi lebih dari itu, untuk kemaslahatan masyarakat, bangsa, dan negara kita,” tambah Gubernur.
Pada kesempatan itu, Gubernur kembali mengenang sang istri tercinta sebagai sosok wanita bersahaja, penuh kasih sayang, serta tangguh dan penuh semangat dalam melaksanakan tugas dan pengabdiannya sebagai istri. Almarhumah juga ibu yang baik bagi anak-anaknya dan merupakan sosok utama yang berperan besar dalam mendukung sang suami untuk menggapai cita-cita dan impiannya.
“Almarhum dalam kapasitasnya sebagai istri Gubernur Sultra, telah memberikan dukungan yang luar biasa kepada saya, mulai dari periode pertama dan periode kedua sekarang ini, demi terselenggaranya tugas pemerintahan dan pembangunan sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku,” ujar Gubernur lagi.