“Jadi kesehatan dan ekonomi, ternyata bukan sesuatu yang bisa dipisahkan,” tegasnya.
Mantan Kepala Kantor Perwakilan BI Balikpapan ini juga menegaskan, bahwa secara kualitatif, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi Sultra akan lebih tinggi dari tahun 2020, karena ternyata kami melihat yang kemarin itu yang gelombang kedua Covid 19, itu dampaknya tidak separah yang diperkirakan, dan moga-moga saja nanti saat natal dan tahun baru (Nataru) ini tidak juga menimbulkan gelombang lanjutan lagi, kalau itu aman-aman saja, insya Allah, dan kami optimis ditahun 2021 akan lebih baik.
“Dan untuk tahun 2022, sepanjang tidak ada gejolak dari Covid 19 lagi, mestinya ini akan lebih baik lagi,” imbuhnya.
Master Ekonomi dari University of Japan ini menambahkan, bahwa selama tahun 2021 ini, sektor-sektor yang tumbuh itu, untuk segi dosmetiknya, itu pertanian, perdagangan, karena jika ekonomi sudah dibuka, tentu perdagangan akan lebih baik, dan kemungkinan yang akan mulai naik lagi itu ada perhotelan, transportasi juga sudah mulai menggeliat, itu beberapa sektor yang menjadi penopang perbaikan di tahun 2021 ini.
“Sedangkan sektor pertambangan, dari dulu sih belum banyak perubahan, karena kami lihat tidak ada gejolaknya yang terlalu dalam, sepanjang permintaan dari China masih kuat, maka sektor tambang kita masih akan kuat, yang sekarang mulai naik itu adalah manufaktur, karena biji mentah nikel yang semula di ekspor secara mentah sudah diolah terlebih dahulu,”pungkasnya.(ismar/FNN)