FAJAR.CO.ID, LONDON — Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta maaf pada Rabu (12/1) karena menghadiri pesta di kediaman resminya selama lockdown pertama di negara itu.
Permintaan maaf itu disampaikan Johnson di tengah tuntutan dari lawan-lawan politiknya agar dia mengundurkan diri.
Johnson untuk pertama kalinya mengakui bahwa dia menghadiri pesta di 10 Downing Street – kediaman resmi PM Inggris – pada 20 Mei 2020 ketika aturan Covid-19 membatasi pertemuan sosial. Dia mengatakan dirinya memahami kemarahan terhadap pengakuannya itu.
“Saya tahu kemarahan yang mereka rasakan pada saya, pada pemerintah yang saya pimpin, ketika mereka berpikir bahwa di Downing Street sendiri, aturan tidak diikuti dengan benar oleh orang-orang yang membuatnya,” kata Johnson di parlemen.
Johnson – pemenang pemilu 2019 yang berjanji untuk mengamankan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) – mengatakan dia menyesali tindakannya dan mengira pertemuan itu adalah acara kantor.
“Saya pergi ke taman itu tepat setelah pukul enam pada 20 Mei 2020 untuk berterima kasih kepada staf sebelum kembali ke ruang kerja saya 25 menit kemudian untuk bekerja,” katanya. “Teringat hal itu, saya seharusnya menyuruh semua orang untuk kembali ke dalam,” imbuhnya.
Sementara itu, pemimpin Partai Buruh oposisi Keir Starmer mengatakan Johnson sekarang harus mengundurkan diri dan bahwa publik menganggap dia pembohong. “Pesta sudah usai, perdana menteri,” kata Starmer.
“Setelah berbulan-bulan melakukan kebohongan, tontonan menyedihkan dari seorang pria yang telah kehilangan dukungan. Pembelaannya bahwa dia tidak menyadari berada di sebuah pesta sangat konyol yang sebenarnya menghina masyarakat Inggris,” ungkapnya.