“Dan Ali Mazi disini, mohon maaf, jangan dilihat sebagai Gubernur saja, atau hanya dilihat sebagai orang Buton, itu orang yang tidak mengerti, Ali Mazi itu siapa sih? Ali Mazi itu orang Muna, setelah saya hitung, ternyata Ali Mazi Ini turunan ke 15 daripada Sugi Manuru, kan tidak bisa dipisahkan, jangan gara-gara, misalnya perbedaan administrasi hari ini, sehingga mau pisahkan hubungan darah kita, dengan orang Tolaki apa lagi,”terangnya.
Katanya lagi, secara administrasi, mari, tapi bagaimana para bangsawan kita, atau elit kita pada masa lalu, itu tidak bisa dipisahkan darahnya dengan orang Muna, Orang Tolaki dengan Orang Moronene, Orang Tolaki dengan Orang Buton, dengan orang Muna, tidak bisa dipisahkan.
“Ini sudah mau selesai buku saya ini, itu merawat keberagaman budaya, saya tulis itu bersama Pemda dengan Gubernur juga saya kira, jadi tidak ada yang salah menurut saya, tidak ada yang salah,”jelasnya.
Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UHO ini juga menjelaskan terkait berbicara adat Buton, Buton itu, tidak ada budaya Buton, Buton itu payung, didalamnya itu, Buton itu payung, bukan nama budaya, tapi persekutuan, Buton itu Kerajaan Persekutuan, jadi kebudayaan juga, sekutu juga didalam.
“Jadi Buton itu isinya, Muna, Wolio, Cia-cia, Kulisusu, itu isinya Buton, jadi Buton itu Payung, karena memang itu, kebudayaan Melayu, Kerajaan Melayu modelnya seperti itu, yaitu membangun Kerajaan Persekutuan. Jadi sebuah Payung yang besar, yang mewadahi semua, karena itu satu strategi pada masa lalu,”jelasnya lagi.