FAJAR.CO.ID, KONAWE – Kementerian Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Republik Indonesia (RI) merilis daftar dan menetapkan Desa dan Kelurahan se-Indonesia yang masuk kategori daerah dengan kemiskinan ekstrem.
Selanjutnya, di Kabupaten Konawe sendiri ada 13 Desa dan Kelurahan yang masuk dalam program pemerintah tentang penghapusan kemiskinan ekstrem.
Mengenai hal tersebut, Ketua DPRD Konawe, Dr. Ardin menanggapi perihal masuknya 13 Desa dan Kelurahan kategori daerah kemiskinan ekstrem, Selasa (19/7).
Dr. Ardin merasa heran dan tidak percaya, soalnya selama ini Kabupaten Konawe menjadi daerah yang paling produktif dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang tinggi jika dibandingkan Kabupaten di Sulawesi Tenggara (Sultra).
“Saya juga heran, apa indikatornya, kenapa bisa ada Desa dan Kelurahan kita masuk kemiskinan ektrem. Sementara pertumbuhan ekonomi kita tertinggi di Sultra hingga 6,3 persen,”ungkapnya.
Dimana, lanjut Ardin, selama pandemi pertumbuhan ekonomi kabupaten konawe justru mengalami kenaikan.
“Kita tahu sendiri PDRB Konawe tertinggi se-Sultra, bahkan data-data yang disajikan selama ini kita luar biasa dibanding daerah lain,” cetusnya.
Ardin pun menegaskan persoalan ini tidak boleh dipandang sebelah mata, karena hal ini menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
“Ini perlu kita sikapi dengan bijak, kalau tidak bahaya, ini akan berimbas terhadap tingkat trust atau kepercayaan pemerintah akan hilang,”tegasnya.(CR1/FNN).