“Banyak negara anggota G20 menghadapi tantangan untuk bisa memenuhi target TPB di tahun 2030 mendatang. Target ini akan sangat sulit dicapai jika hanya mengandalkan APBN saja. Untuk
itu, blended finance bisa menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan pembiayaan ini.”
Tantowi lebih lanjut menuturkan bahwa blended finance akan menarik para investor, pelaku
bisnis, dan filantropis dunia untuk mulai mengalokasikan investasi mereka bukan untuk
kepentingan bisnis semata, tapi untuk investasi yang memiliki dampak sosial dan lingkungan.
Tantowi mengungkapkan, Tri Hita Karana (THK) Forum adalah sebuah platform di mana para
filantrofis ini berkumpul bersama pemerintah dan pelaku bisnis. Di THK Forum inilah, ketiga
sektor memunculkan inisiatif untuk mulai berinvestasi pada upaya-upaya untuk membantu
pencapaian TPB.
Pemerintah Indonesia bersama para pemangku kepentingan lain dan mitra internasional
mendorong sebuah alat pendukung bernama Global Blended Finance Alliance (BFA) untuk
memastikan operasionalisasi blended finance di tingkat teknis.
BFA akan menjadi katalis untuk
menyelaraskan para investor swasta dan filantropis ini agar bisa menyalurkan dana mereka
kepada proyek-proyek pembangunan di negara-negara berkembang.
“Kami akan terus bekerja keras untuk terus mempromosikan blended finance, mengingat
pengetahuan masyarakat Indonesia masih terbatas tentang topik ini. Kami juga berterima kasih
kepada Pemerintah Indonesia yang telah mendukung BFA dan terus terbuka untuk membuka
pembiayaan dari sektor swasta,” tutup Tantowi.
(*)