FAJAR.CO.ID, KENDARI – Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengakui masalah air bersih di ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dipimpinnya belum tuntas.
Pengakuan itu disampaikan saat ekspose lima tahun kepemimpinan bersama Wakil Walikota Kendari Siska Karina Imran di Kantor Balai Walikota Kendari, Senin (3/10) malam.
Wali Kota Sulkarnain yang akan berakhir masa jabatannya pada 9 Oktober 2022 mengatakan keluhan dari masyarakat selalu datang karena pelayanan air bersih belum maksimal.
“Itu yang masih menjadi pekerjaan rumah yang hingga saat ini belum dituntaskan, tetapi yakinlah dengan adanya salah satu perusahaan umum milik negara PT Adhi Karya yang telah siap membangun, maka diharapkan permasalahan air bersih tahun 2023 sudah bisa tercapai,” ujar kata Wali Kota Sulkarnain.
Menurutnya, pembangunan Imtek penjernihan air bersih yang bersumber dari air kali Pohara Kabupaten Konawe itu, tengah mulai dikerjakan sejak 2020, namun karena masih suasana Pandemi Covid-19 selama dua tahun lebih, maka baru akan terealisasi tahun 2023.
“Anggarannya pun tidak main-main besarnya mencapai Rp 384 miliar, dengan rencana alokasi Imtek di Desa Tabanggele Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe,” ujarnya.
Keberhasilan yang telah sukses dilakukan selama memimpin kota Kendari adalah program pendidikan dan kesehatan menjadi yang utama serta pembangunan fisik yang sudah dirasakan masyarakat di 64 kelurahan dan 11 kecamatan.
Ia menyebutkan, pembangunan rumah sakit Tipe D di Powatu yang awalnya sebagai rumah sakit setara dengan Puskesmas, kini menjadi rumah sakit penunjang kesehatan yang tidak hanya melayani masyarakat Kota tetapi juga warga dari daerah tetangga di kabupaten Konawe yang berada dalam kawasan industri pabrik di Kecamatan Morosi.