FAJAR.CO.ID, KENDARI–Antrian panjang di Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) Kota Kendari terus terjadi pasca kenaikan harga BBM 3 Juli 2022 lalu. Dampak antrian panjang tersebut dirasakan masyarakat, tak terkecuali ojek online (Ojol).
Ketua Asosiasi Ojek Online Kota Kendari Safarudin mengungkapkan kerap merelakan pesanan pelanggan dibatalkan atau merelakan merogok isi dompet lebih banyak untuk mengisi BBM jenis pertamax untuk menghindari antrian. Padahal pemasukan yang diterima tidak sebanding dengan pengeluaran.
“Mau tidak mau, kami yang mau bergerak cepat akhirnya solusinya harus membeli pertamax dengan harga yang tinggi,” kata Safarudin kemarin.
Founder Asosiasi Ojek Online Kota Kendari, Oktavianus Serek berharap pemerintah lebih memperhatikan pelaku usaha ojek online minimal diberikan antrian tersendiri ketika mengantri di SPBU. Jika memungkinan, dibuatkan regulasi yang jelas bagi ojol.
“Dasar hukum ojek online harus diperhatikan juga oleh pemerintah. Harapannya pemerintah bisa segera melakukan atau membuat aturan soal ojek online,” ujar pria yang akrab disapa Bang Otto.
Kepala Pengawas SPBU di Kota Kendari, Viktor mengungkapkan antrian panjang di SPBU Kota Kendari akibat adanya pemberlakuan satu jalur pengisian BBM. Yakni, satu jalur bagi pengendara motor dan satu jalur bagi pengendara mobil. Pemberlakuan satu jalur tersebut kata Viktor, karena adanya sistem Automatic Tank Gauge (ATG) yang terkoneksi dengan program subsidi tepat sasaran.
“Sebenarnya bukan dibatasi. Tapi, sekarang ada pemberlakuan satu jalur untuk pengisian BBM pertalite, yakni satu jalur bagi pengendara motor dan satu jalur bagi pengendara mobil,” kata Viktor saat ditemui di SPBU di jalan Brigjen Katamso, Kecamatan Baruga Kota Kendari.