FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Bakal capres Anies Baswedan mengklaim tak menggunakan buzzer atau pasukan berbayar untuk bertempur di media sosial.
Hal itu kata dia bisa dipastikan ketika selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Soal buzzer, relawan saya menjawabnya lagi-lagi dengan menggunakan rekam jejak saja jawab. Besok itu belum tentu, yang sudah saja. Jadi apakah selama saya bertugas menggunakan buzzer. Apakah menggunakan pasukan berbayar untuk bertempur di sosial media. Nggak, boleh dicek,” ucapnya ketika podcast dengan Refly Harun, yang tayang di YouTube, Selasa, (14/2/2023).
Menurutnya, Jakarta ini kelihatannya kotanya besar tapi sesungguhnya kecil. Siapa saja mengetahui yang dikerjakan orang lain.
Mantan Mendikbud ini menghormati pembaca di media sosial dengan menyampaikan informasi yang akurat dan lengkap
Pria kelahiran Jawa Barat ini menyampaikan, cara menghormati pendengar ketika menyampaikan sesuatu dengan lengkap dan baik. Tapi ketika menyampaikan hal sebaliknya yang tidak benar itu merendahkan pendengar.
“Bentuk penghargaan itulah yang kita ingin jaga. Jadi bagi mereka-mereka yang aktif, kemudian menulis itu banyak sumber-sumbernya ya kita sampaikan apa adanya. Buat saya sampaikan berkali-kali ini,” tuturnya.
Lebih jauh Mantan Rektor Universitas Paramadina ini mengaku tidak terlalu khawatir dengan apa yang ditulis di sosial media. Tapi lebih memikirkan apa yang akan ditulis sejarawan nanti dan yang akan dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan.
“Jadi mau dikatakan apapun hari ini di sosial media 2-3 Minggu lagi bisa lewat kok, di sosial media itu bisa berubah langsung ya. Bisa dipuji setinggi langit sekarang, besok bisa dicaci maki luar biasa. Tapi yang tidak bisa dipungkiri adalah para sejarawan itu besok akan menilai kita dengan data yang lengkap. Mereka akan menulis dengan informasi yang lengkap. Jadi saya tidak menggunakan kemarin. Otomatis bisa diprediksi besok juga nggak pakai,” tandasnya. (selfi/fajar)