“Nah, saran saya kepada Bawaslu, mereka mendesign pekerjaan itu, merencanakan itu, bagaimana menciptakan permanen kolaborasi itu selama tahapan, Jangan setiap ada kegiatan, ganti lagi media, ganti lagi media, kalau 30 media, silahkan itu yang diperkuat dalam kolaborasi tahapan, baik dia ada dananya, maupun tidak ada, itu harus disampaikan,”terangnya.
Kata Arafat, sehingga asas manfaat itu didapat secara profesional, bisnis juga ditingkat media berjalan, tujuan juga Bawaslu menciptakan Pemilu yang trust atau dipercaya, juga dapat tercapai, jangan hanya sepihak, kalau sepihak, bagaimana kita mau harap masyarakat.
“Itu saja saran saya, karena sudah dua hingga tiga kali saya mengikuti begini (diskusi), sepertinya habis kegiatan selesai, kegiatan itu, habis diberitakan selesai, tapi tidak kolaboratif permanen mereka dalam tahapan pemilu, jadi pesannya harus kolaboratif selama tahapan pemilu, dan program-program inovasi harus diciptakan dalam rangka kolaborasi yang bermanfaat,”pungkasnya.
Untuk diketahui dalam kegiatan diskusi media yang diselenggarakan Bawaslu Kota Kendari ini mengusung tema dalam rangka pengelolaan kehumasan, peliputan, dokumentasi serta informasi publik untuk menyongsong pelaksanaan pemilu serentak tahun 2024.
Dalam kegiatan ini turut hadir Anggota Bawaslu Kota Kendari yakni Koordinator Divisi (Kordiv) Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga, La Ode Hermanto, S.TP.,M.H Kordiv Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa, Awardin, S.Pdi, M.Ag, jajaran Bawaslu Kota Kendari dan sejumlah awak media.(IMR/FNN)